XtGem Forum catalog

AZMIRZA PERSONAL MOBILE BLOG

BerandaBlogProfile
Lamut Seni Bertutur Banjar Yg Nyaris Sirna - AZMIRZA MOBILE BLOG v5.0 20/05/24

NEWS UP TO DATE:

Source: Google news
Source: CNN

ASSALAMU,ALAIKUM WARAHMATULLAHI WA BARAKATUH SELAMAT DATANG DI AZMIRZA PERSONAL MOBILE BLOG v5.0 SEMOGA BLOG INI DAPAT BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA

PANTUN BUDAYA


Padat tembaga jangan dituang
Kalau dituang melepuh jari
Adat lembaga jangan dibuang
Kalau dibuang binasa negeri
Lebat kayu pantang ditebang
Sudah berbuah lalu berdaun
Adat Melayu pantang dibuang
Sudah pusaka turun-temurun

SALAM SANTUN DAN SALAM BUDAYA

BROWSER INFO:

Anda Menggunakan Perangkat : Mozilla/5.0 AppleWebKit/537.36 (KHTML, like Gecko; compatible; ClaudeBot/1.0; +claudebot@anthropic.com)
Dengan IP :3.147.86.154
Berasal Dari Negara :

Sudilah kiranya Tuan tinggalkan jejak di Buku Tamu sebagai Awal pengikat tali Silaturrahmi

BLOG ARTICLE

Lamut Seni Bertutur Banjar Yg Nyaris Sirna

Lamut
Lamut Seni Bertutur Banjar Yg Nyaris Sirna
" LAMUT " SENI BERTUTUR BANJAR YG NYARIS SIRNA Ada tiga kata kunci untuk mengenal lamut, pertama lamut merupakan nama sastra tutur banjar itu sendiri, kedua balamut yaitu kegiatan/pertunjukan sastra tutur lamut, dan yang ketiga palamutan adalah orang yang melakukan sastra tutur lamut. Lamut adalah salah satu kesusastraan tutur yang ada pada masyarakat Banjar. Tapi walaupun ini adalah salah satu kesusastraan tutur Banjar namun bukan berarti masyarakat Banjar kenal dengan kesenian ini khususnya anak muda Banjar sendiri. Salah satu alasan tidak kenalnya anak muda banjar dengan seni tutur ini adalah jarangnya kesenian ini ditampilkan di acara-acara kesenian daerah. Berdasarkan informasi, lamut ini adalah sebuah mahakarya dari seorang bangsa Tartar yang bekerja dan mengabdi pada kerajaan Sriwijaya sekitar abad VII – VIII Masehi. Pada zaman keemasan kerajaan Sriwijaya menjelang puncaknya inilah para sastrawan bangsa Tartar menulis kesusastraan dalam huruf cina. Pada malam hari, saat istirahat berdagang, mereka menghibur sanak keluarganya yang ikut berniaga sambil bertutur. Masyarakat setempat ikut menyaksikan hiburan ini walaupun tidak mengerti bahasanya. Cerita yang sering dibawakan yaitu cerita lamut Dewantana. Kesusastraan tutur lamut ini sudah ada di Kalimantan Selatan sejak abad ke-13, pada masa kerajaan Negara Dipa. Kemudian, pada masa Pangeran Tumenggung menjadi raja di kerajaan Daha, cerita beraksara Cina tersebut dialihbahasakan ke dalam aksara Jawi dan pada masa kerajaan Banjar oleh Raden Ngabe Jayanegara ditulis ke dalam aksara Arab-Melayu. Ketika Islam masuk ke Bandarmasih yang dibawa oleh Sultan Suriansyah, kesusastraan tutur Lamut ini banyak dipengaruhi oleh ajaran ketauhidan. Masyarakat mengasumsikan palamutan sebagai orang yang sangat tahu tentang keagamaan. Seiring dengan pesatnya penyebaran agama Islam, kesenian yang bernafaskan Islami sangat berpengaruh pada perkembangan kebudayaan dan kesenian Banjar. Syair–syair dan pantun hidup kian berkembang dalam masyarakat. Dan Sastra Banjar Lamut juga mendapat tempat yang strategis dalam penyebaran Islam di masyarakat Banjar. Ketika Sultan Suriansyah masuk Islam, banyak kebudayaan dan kesenian Jawa yaitu dari Demak berbaur pada kebudayaan dan kesenian Banjar, maka tak heran Lamut mendapat pengaruh juga dari Wayang Kulit yaitu dialognya mirip dialek wayang. Lamut bukan saja berkembang di seluruh pelosok Kalimantan Selatan tetapi juga sampai di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Sejak penghapusan kerajaan Banjar secara sepihak oleh kolonial Belanda pada 11 Juni 1860 balamut semakin meluas memasuki wilayah perkotaan. Sampai tahun 1900-an balamut masih bertahan. Memasuki tahun 1926 kesenian tradisional menjadi terdesak dan terpuruk karena film (bioskop) dan gramophone merambah kemasyarakat umum. Tahun 1942 kesenian balamut sudah jarang digelar di masyarakat umum karena kesenian tradisional menjadi alat propaganda Jepang dalam menjalankan penjajahannya. Tahun 1945 – 1950 kesenian balamut mulai muncul kepermukaan dan mencapai puncak kejayaannya sekitar tahun 1960 – 1970. Namun di tahun 1972 keberadaan lamut kembali menurun dikarenakan masuknya tayangan televisi, hingga sekarang balamut terdesak dan terancam sirna di era globalisasi ini karena kemajuan teknologi dan digital. Sebagai seni tutur, cerita adalah modal dasar dalam lamut dan juga menjadi modal untuk menyampaikan pesan-pesan moral untuk para penontonnya. Cerita lamut akan menjadi menarik ketika palamutan bisa mengembangkan cerita tutur lamut sesuai dengan bahasa keseharian penikmat seni tutur lamut. Tema cerita sangat luas dan tidak terbatas serta tak mengikat pada ruang dan waktu tapi lebih mengikat pada tempat dan tokoh para pemeran dalam cerita tersebut. Namun pada hakekatnya tutur lamut mempunyai 10 babad yaitu: Sanghyang Batara Wedi, Prabu Awang Selenong, Raden Bungsu, Raden Kasan Mandi, Bujang Maluala, Bujan Busur, Bujang Jaya, Bambang Teja Aria, Bambang Indra Perkasa dan Brama Syahdan. Source : Banjar Culture™
Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE
MENU NAVIGASI
Download Lagu Melayu BanjarJavaScript CodeOld Browser Collections
Link 4Link 5Link 6

OFFICIAL PARTNER :

Kesultanan Banjar (Official Website)

PARTNER LINK /FACEBOOK GROUP:

  • Mahligai Kesultanan Melayu Banjar (Group)
  • Mahligai Kesultanan Melayu Banjar (Fanpage)
  • Lembaga Adat Kerajaan Poelaoe Laoet
  • Zuriyat Gusti Kacil Dan Bubuhan Banjar Bangka
  • Kerajaan Inderagiri Riau
  • Pusaka Nusantara(Official)
  • Jejak Rekam (Media Online Banua)
  • CONTACT ME :

    Call Me via Phone or Whatsapp
    Sms Me

    SOCIAL MEDIA

    My FacebookMy TwitterMy InstagramMy Youtube Channel
    Follow @aziezmirza
    JADWAL WAKTU SHALAT
    MASUKKAN NAMA KOTA :



    JEJAK PENDAPAT

    Bagaimanakah Menurut anda tentang Blog ini ?


    TOTAL KUNJUNGAN:

    Hari ini :12953 Orang

    AZMIRZA EL-BANJARY™
    ALL RIGHTS RESERVED
    COPYRIGHTS©2007

    Mahligai Kesultanan Melayu Banjar (Group)